Minggu, 17 November 2019

HUMAN RESOURCE PLANNING (HRP) Yang Biasa Dilakukan Perusahaan

uman resource planning (perencanaan sumber daya manusia) atau biasa disebut sebagai workforce planning dapat membantu Anda untuk memastikan bahwa bisnis Anda memiliki orang-orang yang tepat dalam tim, yaitu mereka yang memiliki skill untuk berkompetisi, berinovasi, serta mampu mengembangkan perusahaan Anda. Pasalnya, tidak ada perusahaan yang tidak mau menanggung resiko kekurangan keahlian (skill).

Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resources Planning/HRP)

Human resource planning adalah proses perencanaan yang membantu perusahaan untuk merekrut, memelihara, dan mengoptimalisasi penugasan orang-orang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tujuan bisnis. Selain itu, dengan melakukan perencanaan ini, para pegawai juga dapat menyikapi berbagai perubahan pada lingkungan luar (perusahaan).
Melansir dari Smartsheet, dinyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang cerdas bisa mengatasi sumber daya manusia (human capital) dengan baik dengan cara menerapkan sebuah rencana sumber daya manusia taktis (tactical human resource plan) yang terhubung langsung dengan strategi-strategi organisasi dan sumber daya manusia.

Pentingnya Human Resource Planning

Perusahaan-perusahaan di dunia harus beradaptasi dengan semakin pendeknya siklus desain bisnis dan produk yang diakibatkan oleh cepatnya perubahan teknologi, inovasi produk yang terus menerus terjadi, globalisasi ekonomi, dan juga pergeseran budaya serta generasinya. Begitu pula dengan Anda dan perusahaan Anda.
Dilansir dari Smartsheet dan Chorn,comhuman resource planning itu penting untuk:
  • Mengantisipasi kebutuhan dalam pasar tenaga kerja yang berubah;
  • Memberdayakan perusahaan yang masih dalam (fase) kecil dan menengah;
  • Meningkatkan operasi perusahaan;
  • Mengatasi risiko makro yang merujuk pada pendekatan sistematis HRP;
  • Menghadapi kekurangan pegawai (talent) dan perubahan demografis dunia;
  • Menghadapi perubahan teknologi dan adanya generasi baru;
  • Mengatasi perubahan dalam organisasi perusahaan; dan
  • Mengatasi perubahan di (legislatif) pemerintahan.

7 Langkah Human Resource Planning

Setelah Anda mengetahui apa saja manfaat penting dari perencanaan HRP, kini sudah saatnya Anda serta perusahaan Anda mulai merencanakan human resource planning untuk perusahaan Anda sendiri. Perencanaan tersebut terdiri dari tujuh langkah, antara lain:

1. Analisa Tujuan

Visi perusahaan adalah hal yang utama untuk menjadi pondasi pembuatan HRP. Tim dalam departemen sumber daya manusia (human resource department) harus bekerja sama dengan para manajer atas agar mendapat pemahaman yang mantang perihal tujuan utama perusahaan. Barulah kemudian mereka fokus untuk mendapatkan talent yang dibutuhkan untuk menggapai goal perusahaan itu.

2. Inventarisasi sumber daya manusia terkini

Lakukan inventarisasi sumber daya manusia yang kini ada dalam perusahaan, mulai dari jumlahnya, skill atau keahlian, kinerja, serta potensi mereka. Informasi-informasi semacam ini biasanya sudah terdokumentasikan dalam sistem HRIS (human resource information storage) yang perusahaan punya. Perhatikan apakan distribusi pegawai dengan posisi kerja sudah terlaksana baik.

3. Prediksi kebutuhan di masa yang akan datang

Ketika proses inventarisasi sudah dilakukan, cari tahu apakah terdapat kekurangan atau kelebihan dalam distribusi pegawai dan posisi kerja yang sekarang. Kemudian prediksi kebutuhan pegawai di masa yang akan datang, baik dalam hal jumlah/kuantitas maupun kualitas. Penggunaan matrik SWOT (strength, weakness, opportunities, threats) akan sangat berguna dalam langkah prediksi ini.

4. Estimasi adanya gap

Setelah mengetahui berapa jumlah sumber daya manusia yang sudah ada dengan prediksi kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang, maka bisa diketahui apakah ada perbedaan (gap) antara sumber daya manusia yang sudah ada dengan kebutuhan di masa yang akan datang, bisa jadi defisit atau surplus.
Atau malah kebutuhan tersebut sudah terpenuhi karena tidak ada perbedaan (gap). Lakukan pelatihan pegawai jika secara kualitas masih ada gap antara sumber daya yang telah dimiliki dengan kebutuhan kedepannya.

5. Formulasikan rencana

Tahapan ini didasarkan dari hasil identifikasi gap sumber daya, entah itu surplus atau defisit. Jika terdapat defisit, sebaiknya tentukan untuk merencanakan proses rekrutmen, pelatihan, atau transisi. Namun, jika terdapat surplus sebaiknya tentukan untuk merencanakan proses pelatihan, transisi, proses pensiun sukarela, ataupun penugasan ulang.

6. Penerapan rencana

Tahapan ini sederhananya yakni menjalankan rencana yang sudah diformulasikan, entah itu rekrutmen pegawai baru, pelatihan pegawai, transisi posisi kerja pegawai, proses pensiun sukarela, maupun penugasan ulang.

7. Monitor, kontrol dan feedback

Di tahap ini Anda dan perusahaan Anda wajib untuk melakukan pemantauan (monitoring), mengontrol, serta mengumpulkan berbagai feedback terkait sumber daya manusia dalam perusahaan.
Itulah pembahasan mengenai perencanaan sumber daya manusia atau human resource planning yang sangat bermanfaat bagi perusahaan Anda kini dan kedepannya.
Perlu diingat bahwa proses prediksi (forecasting) sumber daya manusia adalah proses yang terus menerus dijalankan, oleh karena itu monitoring, controlling, serta pengumpulan feedback harus selalu berjalan pula.

Sabtu, 19 Oktober 2019

Definisi dari Job Analysis, Human Resources Planning, Job Description, Job Specification, Job design..


Definisi dari Job Analysis, Human Resources Planning, Job Description, Job Specification, Job design..

1.      Job Analysis
Analisis Jabatan atau Job Analysis ini adalah sebuah proses untuk mengidentifikasikan dan menentukan secara rinci tugas dan persyaratan pekerjaan tertentu serta kepentingan yang berkaitan dengan tugas-tugas pada jabatan atau pekerjaan tertentu. Sedangkan definisi Analisis Jabatan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 49 Tahun 2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah adalah proses metoda secara sistimatis untuk memperoleh data jabatan, mengolahnya menjadi informasi jabatan yang dipergunakan untuk berbagai kepentingan program kelembagaan, ketatalaksanaan dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

2.      Human Resources Planning
Proses perencanaan yang membantu perusahaan untuk merekrut, memelihara, dan mengoptimalisasi penugasan orang-orang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis.

3.      Job Description
Uraian pekerjaan atau job description adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas, wewenang dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang didefiniskan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

4.      Job Specification
Jobspek atau spesifikasi jabatan adalah suatu uraian tertulis tentang latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan kompetensi atau hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang harus dimiliki sebelum mengisi pemegang jabatan/job tertentu sehingga dapat berfungsi dengan efektif

5.      Job Design
Suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efesien yang dpat merangsang karyawan untuk bbekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (sulipan, 2000)


Senin, 30 September 2019

Sumber Daya Manusia


Pengertian Sumber Daya Manusia
- Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor yang penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan

SDM merupakan kunci yang menentukan pada perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang diperkerjakan pada sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana guna tujuan organisasi itu. Perkembangan terbaru memandang karyawan bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal juga aset bagi institusi atau organisasi, karena itu kemudian muncul istilah baru di luar Human Resources, yaitu H.C. atau Human Capital
SDM dilihat bukan hanya sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan bisa dilipatgandakan, dikembangkan. Perspektif SDM sebagai investasi institusi atau organisasi lebih mengemuka.

Pengertia SDM bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Mikro ; individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan umum disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, tenaga kerja dsb.
2. Makro ; penduduk suatu negara yang telah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah mendapatkan pekerjaan.

Secara garis besar pengertian Sumber Daya Manusia yaitu individu yang bekerja sebagai penggerak pada suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan memiliki fungsi sebagai aset yang harus dilatih serta dikembangkan kemampuannya.

ini beberapa pengertian menurut para ahli;
1. Sonny Sumarsono
    mengaartikan bahwa SDA memiliki beberapa pengerrtian yaitu SDA merupakan usaha kerja yang bermanfat bagi keberlangsungan produksi. Sedangkan makna yang kedua, yaitu SDA adalah kelompok manusia yang terdiri dari manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan jasa.
2. M. TE Hariandja
   Sumber daya manusia dimaknai oleh Hariandja sebagai salah satu faktor penting sebuah perusahaan selain faktor modal. Faktor sumber daya manusia ini dianggap amat penting karena memerlukan pengelolaan yang baik dalam rangka peningkatan mutu organisasi maupun suatu perusahaan.

 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Mengacu pada pengertian manajemen SDM, hal tersebut berkaitan erat dengan pengaturan tenaga kerja perusahaan dan interaksinya antar anggota. Dengan menerapkan manajemen sumber daya manusia yang baik dalam perusahaan atau bisnis maka memiliki beberapa manfaat berikut ini:
1. Staffing/ Employment
Dengan adanya manajemen sumber daya manusia maka akan terbentuk perencanaan yang baik terkait seleksi tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Manajer berperan untuk menyaring tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan komposisi yang dibutuhkan perusahaan. Tujuannya agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan tenaga kerja.
2. Perfomance Evaluation
Seorang manajer akan bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi terhadap tenaga kerja. Dengan adanya manajemen sumber daya manusia maka dapat memberikan penilaian terhadap kinerja anggota dan memastikan masing-masing tenaga kerja melakukan tanggung jawab pekerjaannya.
3. Compensation
Manajemen sumber daya manusia juga berkaitan dengan koordinasi pemberian kompensasi atau reward untuk tenaga kerja. Manajer memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan struktur penggajian yang baik. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian antara pembayaran dengan manfaat yang diberikan dari tenaga kerja.
4. Training and Development
Seperti yang dijelaskan dalam pengertian manajemen sumber daya manusia yang mengatur hubungan tenaga kerja, hal tersebut berperan untuk memberikan pelatihan dan pengarahan yang baik terhadap anggota perusahaan.
Manajer juga bertanggung jawab terhadap masalah pemutusan hubungan kerja jika ada anggota yang tidak memenuhi kriteria kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan atau terjadi kelebihan tenaga kerja.
 5. Personnel Research
Seorang manajer akan berusaha untuk meningkatkan efektifitas jalannya perusahaan melalui analisis terhadap permasalahan individu pekerja. Misalnya saja yang berkaitan dengan keterlambatan kerja, ketidakhadiran secara berulang dan permasalahan lainnya yang bisa saja timbul karena ketidaknyamanan pekerja terhadap sistem perusahaan.
Dengan adanya analisis perilaku tersebut yang menyangkut pribadi pekerja dapat menghindari karyawan yang mengundurkan diri secara mendadak. Karena hal tersebut bisa berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan.
6. Employe Relations
Suatu bisnis atau perusahaan yang menerapkan manajemen sumber daya manusia dengan baik maka dapat menghindari adanya permasalahan yang berkaitan dengan serikat pekerja.
Keteraturan dalam hubungan antara pemimpin perusahaan dan anggota perusahaan dapat mencegah adanya serikat pekerja seperti aksi mogok kerja, demonstrasi dan permasalahan lainnya yang berkaitan dengan tenaga kerja.
7. Safety and Health
Meskipun pengertian manajemen sumber daya manusia mengarah pada kepentingan untuk mengatur interaksi dengan tenaga kerja, namun dalam peranannya juga harus mementingkan tentang keselamatan kerja karyawan.
Keselamatan kerja karyawan harus menjadi prioritas seorang manajer karena akan berpengaruh terhadap kredibilitas perusahaan. Sehingga manajer akan membuat serangkain standar operasional prosedur kerja pada beberapa perusahaan yang berkaitan dengan produksi.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Ada 4 tujuan MSDM adalah:
1.      Tujuan Sosial
Agar organisasi atau perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya
2.      Tujuan Organisasional
Sasaran formal yang  dibuat  untuk membantu organisasu mencapai tujuannya
3.      Tujuan Fungsional
Mempertahankan kontribusi departemen manajemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
4.      Tujuan Individual
Tujuan pribadi dari setiap anggota dicapai melalui aktivitasnya dalam organisasi atau perusahaan


Selasa, 16 Juli 2019

Family-Owned Business

Family-Owned Business

Kelompok 1
Family-Owned Business
- Cindyta Meidiana
- Maharani Kirana D.
- Titha MonitA
- Wildan Azam


A family company is a company owned, controlled and run by members of a family or managed by members of his family. However, it does not mean that all workers in the company must be family members. Many family companies, especially small companies, employ other people to occupy lower positions, while high positions (top managers) are held by people in the family of the company. For example, the owner of the company is his father, the director is the first child, and the deputy director is the second child. Many family companies have had great success, for example, Maspion group, Ciputra, Nyonya Meneer, Sidomuncul, and Meco. 

Family participation in the company can strengthen the company because usually family members are very loyal and dedicated to the family-owned company. However, problems often arise in managing family companies, especially in terms of leadership changes. Often clashes arise between family interests and company interests. For example, a company will tend to retain a family member to work even though he is less competent in his work so that it will endanger the survival of the company.
In business terminology, family companies are divided into two types. The first is the family owned enterprise (FOE), which is a family-owned company but managed by professionals from outside the family circle. Families only act as owners and do not involve themselves in operations in the field. A company like this is an advanced form of business which was originally managed by the family who founded it.

The second type of family company is the family business enterprise (FBE), which is a company owned and managed by the founding family. This type of company is characterized by the holding of key positions in the company by family members. This type of family company is widely available in Indonesia.

Another limitation about the company was given by John L. Ward and Craig E. Arnoff. According to him, a company is called a family company if it consists of two or more family members who oversee the company's finances. Whereas according to Robert G. Donnelley in his book "The Family Business" an organization is called a family company if there is at least two generations of involvement in the family and they influence company policy.

A family business is a commercial venture in which family members are involved. A family business can include many possible combinations, such as parents and children, husbands and wives, multiple generations, and extended families taking the roles of board members, stockholders, advisers and employees. There are some benefits associated with a family business, but there are also some detriments associated with undertaking a business venture with your family.


Advantages of family businesses :
1.      Loyalty
Family-owned businesses are theoretically ideal because family members form a grounded and loyal foundation for the company and because family members will often exhibit more dedication to their common goals. Having a certain level of intimacy among the owners of a business can help bring about familiarity with the company and having family members around provides a built-in support system that should ensure teamwork and solidarity. Other benefits of a family business include long-term stability, trust, loyalty and shared values. Families also tend to be more willing to make sacrifices for the sake of the business.
2.      Flexibility
Families tend to be more lenient and forgiving when it comes to work schedules, work-related decisions and judgments, and even mistakes. In a family business, there may be more leeway to work a flexible or part-time schedule, or to choose your own hours, so you can tend to your children, parents or other family members in need.
3.      Decreased costs
Family members may be more willing to make financial sacrifices for the sake of the business. For example, accepting lower pay than they would get elsewhere to help the business in the longer term, or deferring wages during a cashflow crisis. You may also find you don't need employers' liability insurance if you only employ close family members.
4.      Stability
Knowing you're building for future generations encourages the long-term thinking needed for growth and success - though it can also produce a potentially damaging inability to react to change.
5.      Common values
You and your family are likely to share the same ethos and beliefs on how things should be done. This will give you an extra sense of purpose and pride - and a competitive edge for your business.
6.      Possible Inadequacies
In a family business, business owners may sometimes automatically promote family members or give them a job even if they do not have adequate skills for the position. Just because the person is a family member does not mean he will be best suited to a given job, and a company that hires only relatives may end up having some bad apples. Sometimes skill and work experience may be neglected. Business owners also cannot expect all family members to love the business.



Disadvantages of family businesses :
1.      Conflict
Family businesses bring up a lot of challenges. They can be a source of difficulty when it comes to issues on succession, sibling relationships, and identity development. Succession is one of the most difficult challenges that family businesses face and can become a challenge when the older generation does not permit the younger generation the needed room to learn, develop and grow. On the other hand, sometimes no one in a subsequent generation even wants to assume the leadership position in his parent's business. Oftentimes, relationships between parents and children, or among siblings, tend to deteriorate due to lack of communication within the family. This dysfunctional behavior can result in judgments, criticism and lack of support.
2.      Lack of skills or experience
Some family businesses will appoint family members into roles that they do not have the skills or training for. This can have a negative effect on the success of the business and lead to a stressful working environment.

3.      Family conflict
Conflict can arise in any business, but it’s important to consider that disputes within a family business can become personal as the staff are working with the people closest to them. Bad feelings and resentment could destabilise the business' operations and put your family relations at risk.

4.      Favouritism
Can you be objective when promoting staff and only promote the best person for the job whether they are a relative or not? It is important to make business decisions for business reasons, rather than personal ones. This can sometimes be difficult if family members are involved.

5.      Succession planning
Many family business owners may find it difficult to decide who will be in charge of the business if they were to step down. The leader must determine objectively who can best take the business forward and aim to reduce the potential for future conflict - this can be a daunting decision.


Sources :



Affirmative

Affirmative :
Digunakan untuk menunjukkan orang atau melakukan sesuatu hal, kemudian menambahkan lain melakukan hal yang sama. Cukup menggunakan : and – to or and – so
Contoh :
      -    I am happy, and you are too
     -   I am happy, and so you are 
     -   They will work in the lab tomorrow, and you will too.
     -   They will work in the lab tomorrow, and so will you.

Negative Agreement : Seperti Affirmative namun Negative Agreement menggunakan: either – neither.
Contoh :
     -   I didn’t see Maria this morning. John didn’t see Maria this morning.
     -   I didn’t see Maria this morning, and John didn’t either.
     -   I didn’t see Maria this morning, and neither did John. 
-   Roy doesn’t recognize me at all. Titin doesn’t recognize me at all.
     -   Roy doesn’t recognize me at all, and Titin doesn’t either. 
     -   Roy doesn’t recognize me at all, and neither does Titin.

Negation: adalah bentuk pernyataan negatif. Kita tahu betul bahwa untuk membentuk kalimat negatif ada beberapa cara, namun begitu di bawah ini akan kami jelaskan bentuk-bentuk negation, atau bentuk-bentuk bagaimana membentuk suatu pernyataan negatif.
1.      Dengan Auxiliary Verbs Ingat bahwa apabila kita sudah menggunakan Auxiliary verbs dalam kalimat negative, maka Kata kerja harus kembali ke bentuk semula.
      Contoh:
       -   I didn’t understand what you mean.
       -   She can’t swim well. She doesn’t come today.
       -   We haven’t painted the house. She might not come.
2.      Dengan Menggunakan “No” Kita bisa juga membentuk kalimat negatif dengan menggunakan “No”.
      Contoh:
      -   I have no money.
      -   She has no any sugar.

Command (Perintah) menambahkan kata “to” sebagai penghubung kalimat melaporkan dengan yang dilaporkan. “not to” dalam perintah negatif.
      -   He told me, “wait for me !”
      -   He told me to wait for him.
      -   She told me, “don’t cheat anymore !” 
      -   She told me not to cheat anymore.



Contoh Soal :
1. contoh kalimat dari negation adalah ..
    a. I didn’t understand what you mean.
    b. He told me, “wait for me !”
    c. I didn’t see Maria this morning. John didn’t see Maria this morning.
    d. I am happy, and you are too
2. pengertian dari affirmative adalah ….
    a. kata perintah
    b. Digunakan untuk menunjukkan orang atau melakukan sesuatu hal, kemudian menambahkan lain melakukan hal yang sama.
    c.  bentuk pernyataan negatif
    d. Kata-kata kerja intransitif yang tidak membuat pengertian yang lengkap dengan sendirinya, tetapi memerlukan komplemen
3. dibawah ini yang bukan merupakan bentuk dari Commands adalah …
    a. He told me, “wait for me !”
    b. He told me to wait for him.
    c. I am happy, and you are too
    d. She told me, “don’t cheat anymore !”
4. dalam negation terdapat dua bagian kalimat, apasajakah kalimat tersebut ?
    a. negative noun
    b. positive noun
    c. adjective noun
    d. auxiliary verb dan kata negatif berimbuhan no
5.  penggunaan kalimat apakah yang tepat bagi kalimat affirmative ?
     a. and – to or and – so
     b. either – neither
     c. more – much
     d. doesn’t – don’t

SUMBER:

Connectors

Connectors

Connectors adalah kata penghubung. Connector tidak selalu menghubungkan dua kalimat menjadi satuKalimat yang dihubungankannya dapat dipisah. Kalimat yang dihubungkan dengan connector tersebut dapat bersamaan arti atau mempunyai arti yang saling berlawanan.
Kata yang Termasuk Connector
Sesuai dengan judul artikel kita kali ini, maka khusus akan membahas tentang connector. Kata-kata yang termasuk connector atau Conjunction (Kata Sambung) adalah di bawah ini :
  1. For / Because / since
For dan since sebagai connector mempunyai arti karena. Kata ini biasanya diikuti dengan kalimat yang menjadi alasan kalimat sebelumnya.  Artinya sama hanya berbeda penggunaan pada contoh kalimat conjunction because.
  1. And
And artinya dan. And biasanya digunakan dalam kalimat yang menunjukkan hubungan penambahan kalimat sebelumnya. Atau sesuatu yang dilakukan setelah kalimat pertama.
  1. Nor
Nor dapat berarti tidak juga atau dan tidak. Kalimat pertama sebelum kata nor biasanya merupakan kalimat negatif.
But. But mempunyai tetapi atau menunjukkan dua kalimat yang bertentangan. Dalam penggunaannya, kalimat kedua atau setelah kata but adalah kalimat yang betentangan dengan kalimat pertama.
  1. Yet
Yet mempunyai arti meskipun. Mirip dengan kata but atau tetapi dlam penggunaannya. Yet juga dapat berarti nevertheless
  1. So / now that
So berarti jadi, atau oleh karena itu atau sehingga. Sama artinya dengan now that. Kalimat yang mengikuti kata ini adalah akibat atau konsekuensi dari kalimat pertama.
  1. Or
Or berarti atau. Dua kalimat yang dihubungkan dengan kata atau biasanya mempunyai arti semakna atau sederajat.
Pola Kalimat Connector dalam Bahasa Inggris
Pola kalimat yang digunakan dan dihubungkan dengan connector, tidak perbeda dengan pola kalimat Bahasa Inggris umumnya, yaitu
Subject + Predikat (verb)+ Objek Connector Subject + Predikat (Verb) + Objek

Modal Auxiliaries

Modal Auxiliary verb adalah kata yang ditempatkan sebelum main verb (kata kerja utama) untuk memodifikasi makna dari kata kerja utama tersebut. 

Fungsinya untuk mengekspresikan willingness (kemauan) atau ability(kemampuan), necessity (kebutuhan), dan possibility (kemungkinan). Kata kerja bantu ini antara lain: cancouldmaymightwillwouldshallshouldmust, dan ought to

FUNGSI DAN CONTOH MODAL AUXILIARY VERB

Can dan could
Can dan could dapat digunakan untuk menyatakan ability (kemampuan). Bedanya, could untuk menyatakan ability(kemampuan) di masa lalu (past). Keduanya dapat berfungsi untuk Modal verb ini juga dapat pula digunakan untuk meminta izin (permission) untuk melakukan sesuatu.

Contoh Kalimat Modal Auxiliary Verb “can dan could”

1You can buy anything with your money but you can‘t buy love.
(Kamu dapat membeli apapun dengan uangmu tapi kamu tidak dapat membeli cinta)
2Can I borrow your car for one night?
(Bisakah saya meminjam mobilmu selama satu malam?)
3You could run faster than me two years ago.
(Kamu dapat berlari lebih cepat dari saya dua tahun lalu.)
4Could I use your computer to print and scan?
(Bolehkah saya memakai komputermu untuk print dan scan?)
Lihat juga:

May dan Might

May dan might dapat digunakan untuk menyatakan possibility (kemungkinan) di masa sekarang (present) dan masa depan (future). May dan Might dapat ditambahkan primary auxiliary verb haveuntuk menyatakan kemungkinan di masa lalu (past). Bedanya, may untuk menyatakan hypothetical situation yang belum terbukti, sementara might yang telah terbukti.
May dapat digunakan untuk meminta izin (permission)  dimana modal verb ini lebih formal dari can. Adapun might ketika digunakan untuk meminta izin (permission) yang bersifat lebih formal daripada modal verb could. Dibanding maymight lebih tentatif (tidak pasti) kejadiannya.

Contoh Kalimat Modal Auxiliary Verb “may dan might”

1He may work out and eat healthy food every day.
(Dia mungkin berlatih dan memakan makanan sehat setiap hari.)
2You may/might forget the embarassing incident tomorrow.
(Kamu mungkin melupakan insiden memalukan itu besok.)
3
  • The doctor may have warned you not to eat red meat.
    (Dokter mungkin telah melarangmu untuk memakan daging merah) faktanya belum diketahui
  • The doctor might have warned you not to eat red meat.
    dikatakan setelah diketahui fakta: The doctor has not warned — Dokter belum melarang.
4May I go home now?
(Bolehkah saya pulang sekarang?) permission
5If I have cleaned the room, might I play with my friend?
(Jika saya sudah membersihkan ruangan, bolehkah saya main dengan teman?) permission

Will dan Would

Will untuk menyatakan willingness(kemauan). Willingness dapat diungkapkan dalam conditional sentence type 1 maupun invitation(undangan/ajakan). Would juga dapat digunakan untuk menyatakan willingness(kemauan), namun lebih polite (sopan). Selain untuk mengungkapkan willingnesswill dan would dapat pula digunakan untuk membicarakan kemungkinan atau membuat prediksi.
Would saja dapat dipadukan dengan auxiliary have dan past participle (verb-3) untuk membentuk conditional sentence type 3. Disini would untuk menyatakan tindakan yang ingin dilakukan di masa lalu.

Contoh Kalimat Modal Auxiliary Verb “will dan would”

1will help you if you help yourself first.
(Saya akan membantumu jika kamu membantu dirimu sendiri dulu.) conditional sentence type 1
2Will you marry me?
(Maukah kamu menikah dengan saya?)
3I’ll give you a glass of water.
(Saya akan memberimu segelas air.)
4Would you like to see my craft?
(Maukah kamu melihat kerajinan tanganku?)
5The sandstorm will come tonight.
(Badai pasir akan datang nanti malam.) prediksi
6My father had a strong feeling that the weather would be warm.
(Ayah saya punya perasaan kuat bahwa cuaca akan hangat.) prediksi
7If you had remembered to invite me, I would have attended your party.
(Jika kamu ingat mengundang saya, saya menghadiri pestamu.) conditional sentence type 3
Lihat juga:

Shall

Shall [British English] digunakan untuk menyatakan simple future seperti halnya will namun hanya digunakan pada first person (orang pertama) I dan weShall[US English] jarang digunakan selain untuk polite question untuk first personModal verb ini juga dapat digunakan untuk menyatakan obligation(kewajiban) pada formal situation (yang dapat berupa legal document maupun pada saat meeting. Pada situasi ini, baik second maupun third person dapat digunakan dengan modal verb ini.

Contoh Kalimat Modal Auxiliary Verb “shall”

1We shall overcome it someday.
(Kita akan mengatasinya suatu hari nanti.)
2Shall we pay a call him?
(Haruskah kita menjenguknya?) polite question
3Shall I give you some advice?
(Haruskah saya memberimu nasehat?) polite question
4The Human Resource manager shallreport the employee performance.
(HR manager harus melaporkan performansi karyawan.)

Should

Should untuk memberi suggestion (saran) atau advice (nasehat).

Contoh Kalimat Modal Auxiliary Verb “should”

1You should see the doctor.
(Kamu harus ke dokter.)
2We should meet more often.
(Kita harus bertemu lebih sering.)

Must

Must dipadukan dengan not untuk menyatakan prohibition (larangan). Selain itu, modal verb ini juga dapat untuk mengekspresikan obligation (kewajiban) atau necessity (kebutuhan).

Contoh Kalimat Modal Auxiliary Verb “must”

1You mustn’t give up.
(Kamu tidak boleh menyerah.)
2We must go to bed now.
(Kita harus tidur sekarang.)
Lihat juga:

Ought to

Ought to digunakan untuk menyatakan apa yang benar atau tepat.

Contoh Kalimat Modal Auxiliary Verb “ought to”

1ought to wear high quality running shoes.
(Saya harus menggunakan sepatu lari berkualitas tinggi.)
2We ought to select the best candidate for the job.
(Kita harus memilih kandidat terbaik untuk pekerjaan tsb.)